THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Jumat, 30 April 2010

Victim or Victor ?

Kemarin, gw baca di status kaka sepupu gue. Waktu gue tanya siapa yg dia maksud, katanya itu gue. Hmmm… seneng juga sih, bangga rasanya. Isi statusnya sih, intinya gue jadi salah satu sumber inspirasi gue. Bangga lah gue pastinya. Bukannya sombong, ada beberapa orang yang bilang gue tangguh. Gue sendiri berpikir, gue ngga setangguh yg mereka bayangkan. Ada kalanya gue merasa ngga kuat menghadapi itu semua. Pengen lari dari kenyataan yang gue hadapi. Tapi, abis itu, gue mikir, mau ngga mau, gue harus hadapi itu. Gue ngga bisa lari. Yah, mau ngga mau. Klo ngga mau hadapi kenyataan, satu2nya jalan adalh kematian. Dengan mati, orang ngga usah hadapi kepahitan hidup. Tapi, gue kan ngga bisa trus mati gitu aja, kecuali klo gue bunuh diri. Lah, klo bunuh diri, mending masuk surge, klo terus gue diminta mempertanggungjawabkan perbuatan gue, dan gue ngga bisa mempertanggungjawabkannya? Bisa2 masuk neraka gue.
Kadang, klo gue flashback lgi, gue kok bisa sejauh ini ya? bisa ngelewatin semua masalah, yang gue sendiri ngga tau kok bisa gue ngelewatin, gitu… gue sendiri sih meng-idola-kan Hee Ah Lee, seorang pianis yg menderita crab syndrome. Yg gue kagumin, klo biasanya artis/ selebritis/ sejenisnya terkenal karena kecantikaannya/kemanisannya/ kegantengannya, tapi dia bisa maju, karena kekurangan yg dia miliki. Beberapa orang, bilang gue menginspirasi mereka, dan kemaren baru gue piker, gue seneng bisa jadi inspirasi orang lain, dan ke depannya, gue mau menjadi inspirasi bagi orang lain, bukan karena masalah yg gue hadapi --ya itu bolehlah-- tapi prestasi gue, karena gue nantinya bisa jadi seorang psikolog (amiiiinn).. :-)

NB: gue suka ngerasa, kayaknya Tuhan kasih masalah2 utk prepared gue utk jadi psikolog yg baik. (amiiiinnnn… lagi)

Selasa, 13 April 2010

Psikolog

Menjadi psikolog menurut gue paling sulit di antara pekerjaan lain. Klo yg lainnya pake ilmu khusus (?), psikologi mempelajari masalah2 yg sering muncul, keadaan sosial, dll. Di psikologi, yg dianggap tabu justru dibicarain. Seorang psikolog, diharapkan mampu menunjukkan rasa empati terhadap kliennya, dan memandang suatu masalah nggak hanya dari pihak korban, tapi juga dari pihak pelaku. Seorang psikolog ngga bleh mempunyai prasangka menurut pikirannya, tapi berdasarkan fakta. Ngga gampang memang, klo orang stress pada ke psikolog, lha klo psikolognya stress, mau ke siapa? Pasti psikolog juga ya...

Jadi mahasiswa

jadi, mahasiswa, gue banyak belajar. Ngga banyak sih, tapi lumayanlah....Gue belajar naek angkot, alopun cuma dari anggrek-syahdan-kijang...tapi intinya, pengalaman naek angkot. Trus, gue belajar makan di warteg. Sampe gue kuliah, baru sekali gue makan di warteg, dan gue terkaget2 dgn harganya. Bener deh, itu juga karena latihan dadakan di Gereja, jadi ngga ada konsumsi, untunglah ada warteg penyelamat gue, di kala cacing di perut pada demo di Gedung Usus. Gue juga belajar pulang sendiri, dan ngurus keperluan kuliah sendiri, daaan... gue belajar untuk berpendapat (ngeluarin suara), belajar semangat kuliah, belajar menghargai perbedaan keyakinan, it's fun! :D. Oh yaaaa! (ngikutin Davy) gue juga belajaarrrr... hmmm... gue menikmati banget yang satu ini

Terbang

Waktu kecil, gue punya meja yang dilapisin kaca, tempat menaruh salep2 dan segala macemnya. Suatu hari, gue berdiri di meja itu sm Kekeh. Trus, seinget gue, sim kekeh nanya, "Inez berani ngga loncat, dari sini, ke tempat tidur?" "Berani" jawab gue. Tempat tidurnya memang ngga jauh sih, cuma sekitar 2-3 langkah kaki. Dan tanpa aba-aba, gue loncat, dan mendarat di kasur dengan posisi tengkurap. muka gue pucat, dan bokap gue setelah itu, nelpon Oma gue yang dari bokap (gue panggilnya Emak), gue ngomong di telpon sama Emak, " Mak, aku dah bisa terbang!"

Rabu, 07 April 2010

Apa yang kita butuhkan

Seorang menemukan kepompong seekor kupu-kupu.
Suatu hari, lubang kecil muncul. Dia duduk dan mengamati
dalam beberapa jam kupu-kupu itu ketika dia berjuang
dengan memaksa dirinya melewati lubang kecil itu.
Kemudian kupu-kupu itu berhenti membuat kemajuan.
Kelihatannya dia telah berusaha semampunya dan dia
tidak bisa lebih jauh lagi. Akhirnya orang tsb memutuskan
untuk membantunya, dia ambil gunting dan memotong
sisa kekangan dari kepompong itu. Kupu-kupu tsb keluar
dengan mudahnya. Namun, dia mempunyai tubuh gembung
dan kecil, sayap2 mengkerut. Orang tsb terus mengamatinya
karena dia berharap bahwa pada suatu saat, sayap2 itu akan
mekar dan melebar shgg mampu menopang tubuhnya yg
mungkin akan berkembang dlm waktu. Semuanya tak pernah
terjadi. Kenyataannya, kupu2 itu menghabiskan sisa hidupnya
merangkak disekitarnya dengan tubuh gembung dan sayap2
mengkerut. Dia tidak pernah bisa terbang.

Yang tidak dimengerti dari kebaikan dan ketergesaan orang tsb
adalah bahwa kepompong yg menghambat dan berjuang yg dibutuh-
kan kupu-kupu untuk melewati lubang kecil adalah jalan Tuhan untuk
memaksa cairan dari tubuh kupu-kupu itu masuk kedalam sayap2nya
sedemikian sehingga dia akan siap terbang begitu dia memperoleh
kebebasan dari kepompong tsb. Kadang2 perjuangan adalah yg kita
perlukan dalam hidup kita. Jika Tuhan membiarkan kita hidup tanpa
hambatan, itu mungkin melumpuhkan kita. Kita mungkin tidak sekuat
yg semestinya kita mampu. Kita mungkin tidak pernah dapat terbang.

Saya memohon Kekuatan .............. Dan Tuhan memberi saya kesulitan2 untuk membuat saya kuat.
Saya memohon Kebijakan ............. Dan Tuhan memberi saya persoalan untuk diselesaikan.
Saya memohon Kemakmuran........ Dan Tuhan memberi saya otak dan tenaga untuk bekerja.
Saya memohon Keteguhan Hati ... Dan Tuhan memberi saya bahaya untuk diatasi.
Saya memohon Cinta..................... Dan Tuhan memberi saya orang2 bermasalah untuk ditolong.
Saya memohon Kemurahan/Kebaikan Hati ... Dan Tuhan memberi saya kesempatan2
Saya tidak memperoleh yg saya inginkan, tapi saya mendapat segala yg saya butuhkan.

Hidup itu....

Hidup itu berharga, walaupun, saat gue menulis ini pun, gue juga ngga tau apa artinya hidup gue. Yg gue tau, beberapa teman gue meninggal, saat masih muda,ada yg karena dibunuh, ada yg karena kecelakaan, dan hidup mereka berhenti begitu saja. Yg gue tau, saat esok kita masih bisa bernafas, saat itulah kita masih diberi kesempatan untuk ‘menikmati’ hidup. Yg gue maksud menikmati di sini, bukan hanya berarti yg enak2 atau yg indah2, tapi juga bagaimana kita harus menghadapi masalah2 dlm hidup kita ini. Ngga gampang memang, gue sangat tau itu. Gue tau, bagaimana sebenarnya kita ngga mau menghadapi masalah2 kita, tapi Tuhan ‘mengharuskan’ kita untuk menghadapinyague tau, bagaimana mungkin di antara kalian yg membaca tulisan ini, ingin mengakhiri hidup kalian saja, karena kalian begitu merasa ngga kuat dgn semua masalah kalian. Gue tau rasanya keinginan utk mengakhiri itu, karena gue juga pernah dan masih smp sekarang (saat gue menghadapi masalah yg sama, entah utk keberapa kalinya) ingin juga melakukan itu. Tapi…. Percayalah, itu BUKAN yg terbaik. Saat kalian bunuh diri, kalian justru menghadapi masalah baru, yaitu bagaimana kalian mempertanggungjawabkan perbuatan kalian di hadapan Tuhan. Jujur, gue juga ngga mau menghadapi masalah itu, tapi siapa yg bisa mengelak? Se-nangis2nya gue, toh, gue berusaha bankit lagi, walalupun habis itu jatuh dan nangis lagi, bangkit dan jatuh lagi, dan berusaha tetap bangkit. Saat kalian masih bisa merasakan hari esok, kalian masih ada kesempatan untuk menjadi manusia, kesempatan untuk menangis, tertawa, berlarian, melihat , mendengar, merasakan, kesempatan utk mencintai dan rasanya dicintai, kesempatan utk meminta maaf, dan kesempatan untuk merasakan masalah… dan bagaimana kalian menghadapinya…

Hidup itu berharga, walaupun, saat gue menulis ini pun, gue juga ngga tau apa artinya hidup. Yg gue tau, beberapa teman gue meninggal, ada yg karena dibunuh, ada yg karena kecelakaan. Yg gue tau, saat esok kita masih bisa bernafas, saat itulah kita masih diberi kesempatan untuk ‘menikmati’ hidup. Yg gue maksud menikmati di sini, bukan hanya berarti yg enak2 atau yg indah2, tapi juga bagaimana kita harus menghadapi masalah2 dlm hidup kita ini. Ngga gampang memang, gue sangat tau itu. Gue tau, bagaimana sebenarnya kita ngga mau menghadapi masalah2 kita, tapi Tuhan ‘mengharuskan’ kita untuk menghadapinyague tau, bagaimana mungkin di antara kalian yg membaca tulisan ini, ingin mengakhiri hidup kalian saja, karena kalian begitu merasa ngga kuat dgn semua masalah kalian. Gue tau rasanya keinginan utk mengakhiri itu, karena gue juga pernah dan masih smp sekarang (saat gue menghadapi masalah yg sama, entah utk keberapa kalinya) ingin juga melakukan itu. Tapi…. Percayalah, itu BUKAN yg terbaik. Saat kalian bunuh diri, kalian justru menghadapi masalah baru, yaitu bagaimana kalian mempertanggungjawabkan perbuatan kalian di hadapan Tuhan. Jujur, gue juga ngga mau menghadapi masalah itu, tapi siapa yg bisa mengelak? Se-nangis2nya gue, toh, gue berusaha bankit lagi, walalupun habis itu jatuh dan nangis lagi, bangkit dan jatuh lagi, dan berusaha tetap bangkit. Saat kalian masih bisa merasakan hari esok, kalian masih ada kesempatan untuk menjadi manusia, kesempatan untuk menangis, tertawa, berlarian, melihat , mendengar, merasakan, kesempatan utk mencintai dan rasanya dicintai, kesempatan utk meminta maaf, dan kesempatan untuk merasakan masalah… dan bagaimana kalian menghadapinya…

Namanya....

Gue pertama kali ketemu dia pas OSPEK. Awalnya, gue ngga deket ma dia. Tapi, karena pas semester 1, gue sekelas ma dia, trus gue juga baca autobiografi dia, (pas mata kuliah Character Building, tugas pertama adalah buat autobiografi, sebagus mungkin plus komentar2 orang2 yg deket/kenal kita ttg diri kita), komentar salah 1 temen dia ttg dia, gue jadi tau dia itu dewasa. Dan ternyata, makin gue kenal dia, selain dwasa, juga lucu. Dia itu menggambarkan dirinya sbg org yg heboh-heboh-bodoh. Baca kata itu aja, dah buat gue ktawa geli. Dia selalu berpikiran positif, dan mengajarkan gue juga untuk berpikiran postif, suatu hal yg sulit bgt gue lakuin, karena pengalaman2 dahulu yg belum bisa, dan entah kapan, bisa gue lupain. Klo gue baca blog’nya, gue bisa ktawa sendiri.
Dan saking dewasanya, gue kemarin 1 atau 2 mgg lalu, tanya ke dia “ Lo lahir taun berapa?”
“’91” jawabnya. Dia juga nulis sih di fbnya, lahir 1991, tapi gue jadi kurang2 yakin….eh, tapi ternyata bener umurnya sama ma gue…pada suatu mata kuliah filsafat yg ngebahas tokoh2 Socrates, pas kebetulan giliran dia yg presentasi. Ketika sedang menjelaskan, dia ditanya sm dosen, ttg suatu hal yg dipresentasiin klo ngga salah, pertanyaannya tuh apa bedanya ajaran Plato sm Socrates. Trus dia jawab kan, abis jawab karena takut ditanya lagi, dgn polosnya ia berkata “udah ya pak, ya?”. untunglah sang dosen mengangguk sambil tersenyum, sehingga temen gue ini bisa bernapas lega. Permohonan spy si dosen mengakhiri pertanyaannya, membuat sekelas ketawa geli.
Dia itu apa adanya. Dia sih bilang klo dirinya bisa menjadi mercon yg meledak. Gue ngga ngebayangin klo dia meledak kayak apa. Kemaren aja, yg katanya dia lagi frustrasi, gue tidak melihat kyk org frustrasi, tetep aja lucu. Gue jadi heran, kok bisa ya, dia bersemangat terus? Secara, hidup gue mungkin kebanyakan berwarna ‘abu2’ daripada warna cerahnya, susah untuk gue melihat hidup gue itu cerah.

Satu pesan utk dia,

JADIAN bukan GALIAN ya, dav…
HAHAHAHAHAHAHAHAHA

Ya, namanya Davy.
PS: Dia cewek loh…(kebanyakan org ngira yg namanya Davy itu cwo)